Search
Close this search box.

Fauly Awina, Mahasiswa jurusan Tadris IPS IAIN Ponorogo tinggalkan jejak pengajaran di Madrasah Uthmaniah Penang, Malaysia.

TADRIS IPS IAIN PONOROGO, PONOROGO – International Community Service Program, merupakan program pengabdian masyarakat (KPM/KKN) di bawah naungan LPPM. Program ini sekilas hampir sama dengan pengabdian masyarakat pada umumnya, yang membedakan adalah tempat lokasi pengabdiannya, yaitu di Penang, Malaysia. Dengan di ikuti 12 peserta yang tersebar dari 4 Fakultas di IAIN Ponorogo dan salah satunya adalah Fauly Awina, ia merupakan mahasiswi semester 7 Jurusan Tadris IPS dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

“Dapat mengikuti International Community Service Program ini merupakan anugrah dan salah satu resolusi goals tahun ini, karena dari program ini saya benar-benar belajar banyak hal. Selain development of myself, saya juga dapat mengimplementasikan apa yang sudah saya pelajari selama menjadi mahasiswa FTIK” tuturnya.

Selama menjalani program ini, Fauly sempat di tugaskan untuk berkhidmad di Madrasah Uthmaniah, ABIM selama 29 hari. Madrasah ini setara dengan SD atau sekolah dasar, sehingga pengajaran yang dilakukan masih bisa dilakukan oleh mahasiswa jurusan Tadris IPS. Di Madrasah Uthmaniah, selain mengajar kelas 1-4, Fauly di berikan beberapa project yang dapat meningkatkan literasi peserta didik dan trobosan baru untuk media pembelajaran.

Sudut nilam menjadi salah satu project yang di pilih oleh fauly. Sudut nilam merupakan sudut / pojok baca yang terletak di ujung depan ruang kelas. “Untuk membuat Sudut Nilam, hanya diperlukan pipa bekas dan cat saja, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Pipa tersebut di potong kemudian di cat, dan di pasang pada dinding” tambahannya. Selain itu project Sudut Nilam dirasa tidak terlalu sulit dan dapat efektif digunakan untuk meningkatkan literasi serta minat baca siswa-siswi di Madrasah Uthmaniah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selain Sudut Nilam, Fauly juga memiliki project media pembelajaran, ia memilih Mading 3D sebagai media pembelajaran karena banyak sekali barang-barang bekas di Madrasah yang tidak di gunakan kembali. Selain itu belum pernah di Madrasah ini memanfaatkan barang bekas untuk di gunakan media Pembelajaran. Mading D3 yang ia buat bertemakan “Lingkungan”. Dengan memperlihatkan aspek geografi bumi yang sehat dengan kondisi geografi bumi yang tidak sehat. Harapannya siswa siswi mampu belajar, mengamati, dan memahami apa isi dari Mading 3D tersebut.

Kedua project ini juga melibatkan beberapa siswa kelas 6, yaitu Ameen, Afif, Haykal, Suhal, Fatimah, dan Amani. Serta pembmbing project yakni Cik Gu Hani. Dan tentu saja kedua project ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak Madrasah Uthmaniah, ABIM.

Postingan Terkait