Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan pada berbagai sektor, termasuk pendidikan. Di Indonesia dan Malaysia, sektor pendidikan mengalami tantangan yang luar biasa selama pandemi dan kini dihadapkan pada tugas besar untuk memulihkan dan meningkatkan sistem pendidikan di era pasca Covid-19. Dalam webinar yang diadakan oleh Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial IAIN Ponorogo, pada 27 Agustus 2020 disebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi kedua negara adalah ketidaksetaraan akses terhadap teknologi dan internet. Selama pandemi, pembelajaran daring menjadi solusi utama, namun banyak siswa di daerah terpencil yang tidak memiliki akses memadai.
Di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan pedalaman, banyak siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring karena keterbatasan akses internet dan perangkat teknologi. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia, di mana siswa di daerah pedesaan menghadapi hambatan serupa. Selain itu, kualitas pembelajaran daring yang bervariasi juga menjadi tantangan. Banyak guru yang belum terbiasa dengan metode pengajaran daring dan memerlukan pelatihan lebih lanjut. Di Indonesia, pemerintah telah berusaha memberikan pelatihan kepada para guru, namun hasilnya masih bervariasi.
Di Malaysia, tantangan serupa dihadapi dengan upaya untuk meningkatkan kompetensi digital para pendidik. Untuk mengatasi tantangan ini, baik Indonesia maupun Malaysia telah mengambil berbagai langkah. Di Indonesia, pemerintah meluncurkan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dalam kurikulum dan mendorong inovasi dalam pembelajaran. Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan akses internet dan perangkat bagi siswa yang membutuhkan.
Malaysia, di sisi lain, meluncurkan inisiatif “Didik TV KPM”, sebuah saluran televisi pendidikan yang membantu menyediakan konten pembelajaran bagi siswa yang kesulitan mengakses internet. Pemerintah Malaysia juga fokus pada pengembangan kompetensi digital guru melalui berbagai program pelatihan dan workshop. pengalaman dari kedua negara ini memberikan beberapa pelajaran berharga. Pertama, pentingnya infrastruktur teknologi yang merata untuk mendukung pendidikan. Kedua, perlunya fleksibilitas dalam kurikulum dan metode pengajaran untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dinamis. Ketiga, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ada.